Pengklasifikasian karyawan dan pejabat
kantor ini didekati dengan istilah hukum yang digunakan dalam agama Islam.
Pendekatan ini sama sekali bukan untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai
istilah hukum tersebut, melainkan hanya sekedar guna mempermudah pemahaman kita
karena makna dari istilah hukum tersebut sangat sederhana dan akrab bagi kita.
Mudah-mudahan bisa jadi cara yang praktis untuk mengukur dan menilai diri
sendiri.
(Ide dasar ini diambil dari
pendapat Emha Ainun Najib)
1. Karyawan / Pejabat "Wajib"
Tipe karyawan atau pejabat wajib ini
memiliki ciri : keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada sehingga
ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan.
Dia sangat disukai karena pribadinya
sangat mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang
dapat membahagiaan siapapun yang berjumpa dengannya.
Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya, bahkan pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan.
Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan senang dengankehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat dengan keberadaannya
Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya, bahkan pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan.
Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan senang dengankehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat dengan keberadaannya
2. Karyawan / Pejabat "Sunnah"
Ciri dari karyawan/pejabat tipe ini adalah
: kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak
terasa kehilangan..
Kelompok ini hampir mirip dengan sebagian
yang telah diuraikan, berprestasi, etos kerjanya baik, pribadinya menyenangkan
hanya saja ketika tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannya
tidak begitu mendalam.
Andai saja kelompok kedua ini lebih
berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan
tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik peringkatnya ke golongan yang
lebih atas, yang lebih utama.
3. Karyawan / Pejabat "Mubah"
Ciri khas karyawan atau pejabat tipe ini
adalah : ada dan tiadanya sama saja.
Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia
mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun
mudharat, dan kepergiannya pun tak terasa kehilangan.
Karyawan tipe ini adalah orang yang tidak
mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal kerja, asal ada, tidak memikirkan
kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal produktiflainnya. Sehingga
kehidupannya pun tidak menarik, datar-datar saja.
Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang
sekali-kalinya ini tak bermakna. Harus segera dipelajarilatar belakang dan
penyebabnya, andaikata bisa dimotivasi dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja,
mudah-mudahan bisa meningkat semangatnya.
4. Karyawan / Pejabat "Makruh"
Ciri dari karyawan dan pejabat kelompok
ini adalah : adanya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah.
Bila dia ada di kantor akan mengganggu
kinerja dan suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar,
setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerjaserta kinerja yang
baik dapat terwujud bila ia tidak ada.
Misalkan dari penampilan dan kebersihan
badannya mengganggu, kalau bicara banyak kesia-siaan, kalau diberi tugas dan
pekerjaan selain tidak tuntas, tidak memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan
lainnya.
5. Karyawan / Pejabat "Haram"
Ciri khas dari kelompok ini adalah :
kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya sangat diharapkan karena
menguntungkan.
Orang tipe ini adalah manusia termalang
dan terhina karena sangat dirindukan "ketiadaannya". Tentu saja semua
ini adalah karena buah perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali
kepada dirinya sendiri.
Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit
kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak
amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas
ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat
masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".
Silahkan anda renungkan, kita termasuk
kategori yang mana...?
Semoga semua ini menjadi bahan renungan
agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merobah diri dan mempersembahkan
yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia
yang "wajib ada". Semoga!
REFERENSI : KH. Abdullah Gymnastiar
0 komentar:
Posting Komentar